Sederhana Dalam Nasihat
Sederhana Dalam Nasihat
4/6/2012 | 14 Rajab 1433 H | Hits: 3.624
Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah
dakwatuna.com – Allah SWT berfirman,
Abu Wa’il Syaqiq bin Salamah berkata, Ibnu Mas’ud RA mengingatkan (berceramah) kami setiap hari Kamis. Seseorang berkata, “Hai Abu Abdurrahman, aku ingin Anda mengingatkan kami setiap hari.’ Ia menjawab, ‘Yang menghalangi aku untuk hal itu adalah karena aku tidak suka membuat kalian bosan. Aku memperjarang nasihat untuk kalian sebagaimana Rasulullah juga memperjarang nasihatnya untuk kami karena khawatir membosankan kami.’” (Muttafaq Alaihi).
Abu Yaqdzan Ammar bin Yasir meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
Muawiyah bin Hakam As-Sulami RA berkata,
ادْعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ
وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ﴿١٢٥﴾
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Anhl: 125)Abu Wa’il Syaqiq bin Salamah berkata, Ibnu Mas’ud RA mengingatkan (berceramah) kami setiap hari Kamis. Seseorang berkata, “Hai Abu Abdurrahman, aku ingin Anda mengingatkan kami setiap hari.’ Ia menjawab, ‘Yang menghalangi aku untuk hal itu adalah karena aku tidak suka membuat kalian bosan. Aku memperjarang nasihat untuk kalian sebagaimana Rasulullah juga memperjarang nasihatnya untuk kami karena khawatir membosankan kami.’” (Muttafaq Alaihi).
Abu Yaqdzan Ammar bin Yasir meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ طُوْلَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرِ خُطْبَتِهِ مَئِنَّة مِنْ فِقْهِهِ، فَأَطِيْلُوا الصَّلاَةَ وَأَقْصِرُوْا الْخُطْبَةَ
“Lamanya shalat seseorang dan pendeknya khutbahnya adalah pertanda ilmunya. Maka perlamalah shalat dan perpendeklah khutbah.” (HR. Muslim).Muawiyah bin Hakam As-Sulami RA berkata,
بَيْنَا
أَنَا أُصَليِّ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
إِذْ عَطِسَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ فَقُلْتُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ.
فَرَمَانِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ. فَقُلْتُ: واثكل أُمَِّاه! ما
شأنكم تنظرون إلي؟ فجعلوا يضربون بأيديهم على أفخاذهم! فلما رأيتهم
يصمتونني لكني سكت. فلما صلى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ
وَسَلَّم فبأبي هو وأمي ما رأيت معلماً قبله ولا بعده أحسن تعليماً منه،
فوالله ما كهرني ولا ضربني ولا شتمني. قال: إن هذه الصلاة لا يصلح فيها
شيء من كلام الناس، إنما هي التسبيح والتكبير وقراءة القرآن، أو كما قال
رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم. قلت: يا رَسُول اللَّهِ
إني حديث عهد بجاهلية وقد جاء اللَّه بالإسلام، وإن منا رجالاً يأتون
الكهان؟ قال: فلا تأتهم قلت: ومنا رجال يتطيرون؟ قال :ذلك شيء يجدونه في
صدورهم فلا يَصُدَّنَّهُم
“Ketika kami shalat bersama Rasulullah
saw tiba-tiba ada seseorang bersin, aku katakan, ‘Yarhamukallah.’
Tiba-tiba orang-orang memandangiku aku pun berkata, ‘Brengsek, mengapa
kalian memandangiku seperti ini?’ Tiba-tiba mereka semua menepuk paha
mereka. Ketika mereka mendiamkanku aku pun diam. Setelah Rasulullah saw
selesai shalat, demi (Allah) atas ayah dan ibuku, tidak pernah aku
melihat seorang pendidik, sebelum dan sesudah ini, yang lebih baik dari
beliau. Demi Allah, beliau tidak menghardikku, tidak memukulku, dan
tidak mencaciku. Beliau hanya berkata, ‘Shalat ini tidak boleh dicampur
dengan ucapan manusia sedikit pun. Ia berisi tasbih, takbir, dan
membaca Al-Qur’an.’ Atau seperti apa yang disabdakan Rasulullah. Aku
katakan, ‘Ya Rasulullah, baru saja aku berada pada kejahiliyahan lalu
Allah menunjukkan Islam. Di antara kami terdapat banyak orang yang
masih mendatangi dukun-dukun.’ Beliau bersabda, ‘Kalau begitu kamu
jangan ikutan datang.’ Aku juga katakan, ‘Di antara kami masih ada juga
orang-orang yang melakukan tathayyur.’ Beliau bersabda, ‘Hal itu mereka dapatkan di dalam dada mereka. Jangan sampai hal itu menghalangi mereka.” (Muslim).
عَنْ
الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَعْدَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مَوْعِظَةً
بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ
فَقَالَ رَجُلٌ إِنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ
إِلَيْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ
وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ
الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلَالَةٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ
فَعَلَيْهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ
الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
‘Irbadh bin
Sariyah RA meriwayatkan, “Rasulullah menasihati kami usai shalat Subuh
sebuah nasihat yang indah yang membuat mata menangis dan hati bergetar.
Seseorang berkata, “Ini adalah nasihat terakhir, apa yang akan engkau
sampaikan kepada kami, ya Rasulullah?” Beliau bersabda, “Aku nasihati
kalian agar bertaqwa kepada Allah. Mendengar dan taat walaupun kepada
seorang budak Habsyi. Sesungguhnya jika di antar kalian ada yang masih
hidup, ia akan melihat banyak perbedaan. Hendaknya kalian menjauhi
perkara-perkara yang baru (dalam agama), sebab semua perkara yang baru
sesat. Barangsiapa di antara kalian mengetahui hal itu, hendaknya
berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang
mendapat hidayah. Peganglah kuat-kuat itu.” (HR. Tirmidzi).Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/20845/sederhana-dalam-nasihat-2/#ixzz22QA66ERr
0 Sahabat:
Posting Komentar