LIGA INDONESIA IV TAHUN 1997/1998
Pada Liga Indonesia IV tahun 1997/1998, PERSIB masih mempercayakan kursi pelatih kepada Nandar Iskandar. PERSIB juga masih bersikukuh untuk berkata "TIDAK" akan kehadiran pemain asing. Meskipun demikian, tercatat mulai di musim ini, PERSIB mulai
membuka keran untuk kehadiran "asing lokal", maksud asing lokal disini
adalah pemain-pemain luar Bandung yang bukan hasil binaan PERSIB. Awalnya sempat mendapat pertentangan, karena PERSIB begitu identik dengan pemain asli Bandung (suku Sunda). Rupanya orang-orang yang menentang itu tidak berkaca pada sejarah PERSIB di
masa lampau, nama-nama seperti Timisela bersaudara, Him Tjiang, ada
pula Cornelis Rudolf di tahun 80'an yang bobotoh juluki dengan panggilan
kesayangan yaitu "si Maghrib", mereka adalah bukan pemain berdarah
Sunda, tapi totalitas yang begitu tinggi terhadap PERSIB membuat nama mereka kemudian dielu-elukan oleh bobotoh.
Kembali
pada pembentukan tim untuk musim ini, Nandar Iskandar merekrut
nama-nama pemain luar seperti penjaga gawang Muhammad Halim dan
gelandang bertahan Khair Rifo (PSMS), pemain sayap Surya Lesmana
(Bandung Raya) dan Giman Nurjaman (Persita), playmaker Iskandar
(Persijatim) dan striker dipercayakan Peri Sandria (Bandung Raya) serta
Gatot Indra (Barito Putra). Rupanya pos-pos yang cukup vital kini
menjadi milik pemain luar Bandung. PERSIB yang mengharapkan hasil
instan dari hasil pembelian pemain jadi dari luar justru menjadi
bumerang dan hal itu memicu kekurang kompakan didalam tim. Akibatnya PERSIB menjalani musim ini dengan gontai. Tergabung di Wilayah Tengah, PERSIB mengalami 6 kemenangan, 4 seri dan 5 kekalahan dari 15 partai awal, itu merupakan catatan terburuk PERSIB dibanding musim-musim Liga Indonesia sebelumnya.
Posisi
Nandar terancam, ratusan bobotoh sempat menghadiahkan karangan bunga
kematian untuknya. Tapi cerita mendadak berubah, saat itu kompetisi
dihentikan ketika PERSIB berada di urutan ke-5 wilayah tengah. Saat itu PERSIB
masih menyisakan 5 pertandingan lagi dan sebenarnya kemungkinan untuk
lolos ke babak selanjutnya masih terbuka lebar. Alasan pemberhentian
kompetisi dikarenakan suasana politik dalam negeri saat itu tengah
memanas yang diikuti oleh berbagai kerusuhan yang terjadi. Nandar
Iskandar pun selamat dari aib yang mungkin akan mencoreng perjalanan
kariernya jika sampai ia dicopot di tengah jalan.
0 Sahabat:
Posting Komentar