LIGA INDONESIA V TAHUN 1998/1999


Di masa kepemimpinan Aa Tarmana, renovasi Stadion SIDOLIG kembali dilanjutkan. Renovasi cukup memuaskan, bahkan rencananya bentuk Stadion ini akan dibuat mirip dengan stadion di Inggris yang tanpa menggunakan pagar penonton. Sayang, krisis ekonomi menghantam. Renovasi pun baru sampai tahap bagian depan dan lapangan yang sudah berdiri gagah, tetapi bagian tribun penonton masih berupa rangka beton.

Kompetisi Liga Indonesia kembali digulirkan, tapi karena krisis moneter maka PSSI mengambil kebijakan untuk memangkas jadwal pertandingan dengan cara membagi klub-klub peserta kedalam 5 wilayah untuk mengirit biaya perjalanan. Sementara di dalam tubuh PERSIB sendiri sedang terjadi kekisruhan yang terjadi baik di tingkat pengurus maupun pemain. Dengan tidak menentunya keadaan di dalam tim, pemain-pemain luar Bandung menyatakan hijrah. Tim yang kali ini dipercayakan kepada Suryamin jelas limbung. Suryamin pun kebagian getahnya.

Suryamin merekrut mantan pemain PSBL, Sujana untuk melengkapi skuad pemain depan PERSIB yang sudah ada seperti Zaenal Arif dan Asep Dayat. Pasukan Suryamin  melangkah mengarungi Liga Indonesia yang hanya memainkan 8 pertandingan untuk klub di setiap Grup. Tapi konflik semakin memburuk, kali ini giliran pemain asli Bandung yang merupakan pilar penting membuat keputusan hengkang di tengah kompetisi sedang berjalan. Mereka adalah sang legenda Robby Darwis, Gatot Prasetyo, Yadi Mulyadi, Asep Dayat dan Hendra Komara, yang disinyalir sudah tidak sejalan dengan kepengurusan yang ada.

Perjalanan PERSIB di Liga hanya menempati posisi ke-3 dari 5 tim yang tergabung dalam group B Wilayah Barat. Sehingga PERSIB tidak lolos ke babak selanjutnya, bahkan sebenarnya PERSIB nyaris jatuh ke jurang degradasi. Beruntung PERSIB dapat lolos, setelah pada pertandingan terakhir mengalahkan tuan rumah Persita Tangerang di Stadion Benteng Tangerang dengan skor 3-1. Persita yang akhirnya terjun ke jurang degradasi dengan selisih point 3.

Pada Skuad PERSIB LI V, nama Zaenal Arief masih ada. Sayang ia jarang diturunkan, karena kalah bersaing dengan para seniornya. Karena kondisi inilah, maka ketika selesai liga ia memutuskan hengkang ke Persita, hingga ia mencapai puncak kariernya bersama Persita dan dipanggil memperkuat tim Nasional, sebelum akhirnya bergabung kembali dengan PERSIB di tahun 2006

0 Sahabat: