LIGA INDONESIA IX TAHUN 2003
Sejak juara di Liga Pertama, prestasi PERSIB cenderung menurun. PERSIB yang
selama ini selalu mempertahankan tradisi tanpa pemain asing, mulai Liga
Indonesia IX tahun 2003 tidak kuasa melawan tuntutan iklim sepakbola
modern. PERSIB mulai mendatangkan pemain asing dan berharap kehadirannya dapat kembali mengangkat prestasi PERSIB
di kancah persepakbolaan tanah air. Tidak tanggung-tanggung, pelatih
pun didatangkan dari luar negeri, dia adalah Marek Andrez Sladzianowsky
yang berasal dari Polandia. Ada kesamaan nama dan negara dengan mantan
pelatih legendaris, Marek Janota. Harapan jutaan bobotoh pun
digantungkan pada pelatih yang berpenampilan gondrong tersebut, meskipun
sebagian bobotoh masih ada yang kontra akibat dilanggarnya tradisi
mengandalkan pemain lokal. Sang pelatih memboyong 4 pemain dari
negaranya, yaitu Mariusz Mucharsky (Kiper), Piotr Orlinski, Maciej
Dolega dan Pavel Bocian. Nama yang disebut terakhir hanya merumput
beberapa pertandingan saja sampai akhirnya kembali ke negaranya.
Sementara sisanya merupakan pemain muda lokal hasil seleksi yang
dilakukan langsung oleh Marek. Sedangkan pilar-pilar PERSIB saat
itu, Cecep Supriatna pindah ke Persijatim Solo FC, Yaris Riyadi memilih
hengkang ke Pelita KS, sedangkan Suwita Patha bergabung ke PSS,
nama-nama lain seperti Hari Saputra, Sujana, Eka Ramdani, dan Erik
Setiawan, juga tidak diikutsertakan kedalam klub. Para pemain muda hasil
seleksi antara lain Yoseph Nandang, Rahman F, Jaenal Abidin, Jaja
Hidayat, Eka Santika, Imral Usman.
Marek
menerapkan gaya sepakbola dengan skema 4-4-2 yang masih belum dikuasai
penuh oleh pemain kita yang terbiasa dengan pola 3-5-2. Tetapi Marek
jalan terus, tetap yakin dengan sistem yang diterapkannya. Harapan
tinggal harapan, kualitas pemain asing asal Polandia itu tidak sesuai
harapan (kecuali Piotr Orlinski yang memiliki skill lumayan), bahkan
kualitas kepelatihan Marek pun dipertanyakan. PERSIB terbenam di dasar klasemen, hasil dari 12 kali pertandingan tanpa memperoleh kemenangan sekali pun.
Desakan
untuk mundur terhadap Marek pun mengalir deras, akhirnya di pertengahan
liga, Marek pun harus rela angkat koper lebih cepat kembali ke
negaranya, juga dengan trio pemain Polandia-nya. Pelatih yang
menggantikan posisi Marek, sementara adalah Iwan Sunarya dan Bambang
Sukowiyono yang tadinya menjabat sebagai asisten. Duet pelatih muda yang
merupakan pemain PERSIB ini juga tidak berjalan mulus akibat
kualitas pemain yang jauh dari harapan, akhirnya pengurus mengambil
langkah untuk mendatangkan kembali pelatih asing, kali ini bernama Juan
Antonio Paez dari negara Chile, saat bertugas Marek didampingi oleh Yaya
Sunarya dan Kun Syanto sebagai asisten. Sama seperti Marek, sang
pelatih baru pun membawa pemain dari negaranya, mereka adalah Claudio
Lizama, Alejandro Tobar dan Rodrigo Sanhueza. Sementara pemain lokal
yang tergusur adalah Yosep Nandang, Jaja Hidayat dan Rahman F. Untuk
menambal kekosongan Paez mengambil pemain jadi dari luar Bandung seperti
Marwal Iskandar, Andrian Mardiansyah, Mulyono Geroda, dan Suwandi HS.
Setelah kontrak Mucharzky diputus, PERSIB mengalami krisis di sektor penjaga gawang, akhirnya PERSIB mendatangkan kiper lokal yang sudah berpengalaman di kancah persepakbolaan nasional, ia adalah Agus Setiawan. Agus begiliran dengan Udin Rafiudin atau Dadang Sudrajat (saat itu masih terbilang muda) sebagai kiper utama.
Setelah kontrak Mucharzky diputus, PERSIB mengalami krisis di sektor penjaga gawang, akhirnya PERSIB mendatangkan kiper lokal yang sudah berpengalaman di kancah persepakbolaan nasional, ia adalah Agus Setiawan. Agus begiliran dengan Udin Rafiudin atau Dadang Sudrajat (saat itu masih terbilang muda) sebagai kiper utama.
Permainan PERSIB sedikit membaik, meskipun posisi di klasemen masih berada di papan bawah. Kehadiran Paez memang dirasakan terlambat, PERSIB hampir saja terdegradasi ke Divisi I. Pada klasemen akhir, PERSIB hanya
menempati posisi 16 dari 20 tim, sehingga harus melalui drama babak
playoff yang digelar di Stadion Manahan Solo, bersama Persela Lamongan,
PSIM Yogyakarta, dan Perseden Denpasar. Untung PERSIB kembali
lolos dari degradasi setelah mengalahkan Persela dan PSIM dengan angka
1-0, kemudian imbang 4-4 dengan Perseden. Hasil tersebut membawa PERSIB menempati urutan teratas di klasemen babak playoff, tim kebanggaan warga Jawa Barat ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Skuad PERSIB
LI IX : Mariusz Mucharsky, Dadang Sudrajat, Udin Rafiudin, Agus
Setiawan (Kiper) Pavel Bocian, Yosep Nandang, Suwandi HS, Dadang
Hidayat, Ruhiat, Claudio Lizama, Jaja Hidayat, Rahman F, M. Yusuf,
Andrian Mardiansyah, Marwal Iskandar, Mulyono Geroda, Jaenal Abidin,
Piotr Orlinski, Eka Santika, Aji Nurpijal, Alejandro Tobar, Suladi,
Imral Usman, Asep Dayat, Dicky Firasat, Maciej Dolega, Rodrigo Sanhueza


Time in Bandung
0 Sahabat:
Posting Komentar