LIGA INDONESIA XII TAHUN 2006 (TERSELAMATKAN GEMPA BUMI)
Pada
Liga Indonesia XII tahun 2006, Risnandar Soendoro kembali dipercaya
sebagai pelatih, dibantu oleh Encas Tonif dan Dedi Sutendi sebagai
asisten. Sementara di posisi Manajer Tim dipegang oleh Yossie Irianto.
Di tangan Risnandar, Zaenal Arief yang saat itu termasuk pemain bintang
Indonesia yang bersinar di Persita kembali ditarik, selain itu nama-nama
besar seperti Charis Yulianto, Salim Alaydrus, dan Gendut Doni direkrut
untuk melengkapi bintang-bintang Bandung yang dipertahankan seperti
Yaris Riyadi, Boy Jati Asmara, Eka Ramdani, Gilang Angga dll.
Berbeda dengan Arief yang kembali, Suwita Patha justru lagi-lagi meninggalkan PERSIB, kali ini ia memilih PSIS. Sementara sang el capitano PERSIB, Dadang Hidayat memutuskan untuk pensiun, untuk itulah PERSIB kemudian menarik Charis Yulianto, seorang palang pintu tangguh yang juga tercatat sebagai bagian dari tim Nasional untuk mengisi kekosongan sektor libero.
Berbeda dengan Arief yang kembali, Suwita Patha justru lagi-lagi meninggalkan PERSIB, kali ini ia memilih PSIS. Sementara sang el capitano PERSIB, Dadang Hidayat memutuskan untuk pensiun, untuk itulah PERSIB kemudian menarik Charis Yulianto, seorang palang pintu tangguh yang juga tercatat sebagai bagian dari tim Nasional untuk mengisi kekosongan sektor libero.
Di
sektor pemain asing, Risnandar mempertahankan Antonio Claudio dan
Pradit Taweetchai, dan hanya menambah dengan Nipont Chanarwut
(Thailand).
Lewat
penampilannya, Zaenal Arief dengan cepat menjadi idola baru bagi
bobotoh. Begitu pula dengan Salim Alaydrus, pemain tim Nasional itu
langsung menjadi pujaan bobotoh ketika menyajikan skill yang diatas
rata-rata pemain Indonesia.
Hasil dari 2 kali seri saat pertandingan ujicoba menjelang kompetisi melawan tim yang levelnya di bawah PERSIB yaitu Saint Prima dan Persikab, kemudian 2 kekalahan beruntun partai kandang di awal kompetisi, membuat Risnandar didemo oleh ribuan bobotoh dan dilengserkan dari jabatannya. Risnandar terpaksa kehilangan tahtanya saat Liga baru menginjak ke pertandingan ke-3. Keputusan mundur Risnandar diikuti asistennya Encas Tonif sebagai bentuk solidaritas. Posisinya kemudian digantikan oleh Arcan Iurie, Pelatih asal Moldova yang sebelumnya menukangi “musuh bebuyutan“ Persija. Arcan Iurie dibantu oleh Dedi Sutendi dan Djadjang Nurjaman, salah satu legenda PERSIB yang saat itu tengah menukangi PERSIB U-23.
Arcan Iurie kemudian menambah amunisi dengan mendatangkan penjaga gawang asal Thailand, Kosin Hathairatanakool, dengan kelincahannya menyelamatkan gawang serta ditunjang wajah yang mirip artis Mandarin, mendadak nama Kosin menjadi begitu populer di kalangan bobotoh. Selain Kosin, pemain asing yang dibeli Iurie adalah Redouane Barkoui, pemain asal Marocco. Baru pada pertandingan ke-5, PERSIB baru bisa memetik kemenangan saat melawan PSIM di Yogyakarta.
Di paruh musim, Iurie melakukan perombakan besar-besaran. Pradiith Taweetchai dan Nipont dianggap tidak memberi kontribusi, mereka akhirnya didepak. Dari pemain lokal, nama Boy Jati Asmara dan Anwarudin memutuskan hengkang karena gerah terus-terusan tidak mendapat tempat di tim inti. Sebagai gantinya Iurie mendatangkan Brahima Traore (Burkina Faso) dan Ayouck Louis Berty (Kamerun).
Perombakan tidak membawa hasil yang signifikan, 2 pemain asing baru yang diharapkan mampu mengangkat PERSIB lebih banyak duduk di bangku cadangan karena kalah bersaing dengan pemain lokal. PERSIB menunjukan prestasi yang buruk, dimana pada klasemen akhir menempati posisi ke-12 dari 14 tim di wilayah Barat. Point antara PERSIB dengan PSDS yang berada di posisi 13 (zona degradasi) sebenarnya sama-sama 29 point, hanya PERSIB unggul selisih gol (23-30) sementara PSDS (32-41). Sementara posisi juru kunci ditempati oleh PSIM (26 point) yang pada 6 pertandingan terakhir tidak bermain dikarenakan terjadi gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta, sehingga dianggap kalah 3-0 di setiap pertandingan.
Entah apa jadinya jika tidak terjadi gempa di Yogyakarta, bisa jadi PERSIB yang turun ke Divisi I. Karena sebenarnya, hingga pertandingan ke-20 (sebelum PSIM “mengundurkan diri”), PERSIB berada di zona degradasi yaitu urutan ke-13 dengan point 22, beda 4 point dengan PSIM di posisi atasnya.
Catatan lain dari liga ini ialah terpilihnya Maman Abdurahman (PSIS) sebagai pemain terbaik, dimana kelak pada tahun 2009, Maman bergabung dengan skuad PERSIB.
Skuad PERSIB
LI XII Tahun 2006: Eddy Kurnia, Cecep Supriatna, Kosin Hathairatanakool
(Kiper) Usep Munandar, Nipont Chanrawut, Antonio Claudio, Charis
Yulianto, Edi Hafid Murtadho, Salim Alaydrus, Pradit Taweechai, Try
Sutrisno, Anwaruddin, Enjang Rohiman, Gilang Angga, Cucu Hidayat, Deden
Hermawan, Eka Ramdani, Yaris Riyadi, Ayouck Louis Berty, Dicky Firasat,
Boy Jati Asmara, Zaenal Arief, Gendut Doni Christiawan, Redouane
Barkoui, Brahima Traore.
Di ajang Piala Copa Dji Sam Soe II, PERSIB seolah-olah mengulang kesialannya di musim lalu, bahkan lebih buruk lagi. Dimana kali ini langkah PERSIB sudah kandas di babak awal (48 Besar), karena harus takluk oleh PSIS (draw 0-0 di Bandung dan kalah 1-2 di Semarang).
Kegagalan PERSIB merebut gelar di 2 ajang bergengsi Indonesia itu membuat manajemen PERSIB
melakukan evaluasi untuk menghadapi musim berikutnya. Nama Arcan Iurie
sebagai pelatih dan Yossie Irianto sebagai Manajer dipertahankan, tetapi
perombakan terjadi di sektor pemain, dari pemain asing yang musim lalu
memperkuat PERSIB, yang dipertahankan hanya Redouane Barkoui. Sebenarnya PERSIB
mengharapkan Kosin untuk tetap di kota kembang, namun status pinjamnya
telah habis dan Kosin tidak dilepas oleh Klub asalnya di Thailand.
PERSIB benar-benar jor-joran belanja pemain bintang. Di sektor penjaga gawang PERSIB merekrut Tema Mursadad yang musim sebelumnya bermain gemilang untuk Persikota. Secara mengejutkan PERSIB mendatangkan seorang pemain tim nasional Kamerun, Christian Bekamenga. PERSIB harus rela merogoh kocek sekitar 1 Milyar untuk memboyong pemain itu, bahkan beberapa pengurus sempat diutus langsung ke Vietnam ketika Kamerun mengadakan ujicoba di sana. Pemain yang musim lalu bermain untuk sebuah klub di Malaysia itu menjadi harapan baru bagi bobotoh. Di posisi gelandang dan pertahanan PERSIB mendatangkan gelandang kreatif Lorenzo Cabanas, pemain asal Paraguay serta pemain kharismatik Patricio Jimenez yang keduanya berpengalaman malang melintang di beberapa klub besar Indonesia. Tidak cukup disitu, sektor belakang PERSIB menyuntikan darah baru yang kemudian jadi idola bagi bobotoh, Nyeck Nyobe, stopper tangguh dari Kamerun serta pemain nasional Bayu Sutha dan Nova Arianto idola Surabaya melalui proses negosiasi yang alot. Nama lain yang masuk ke jajaran tim adalah Sonny Kurniawan (Persija), Suwitha Patha (PSIS) dan Aji Nurpijal (Mitra Kukar).
PERSIB benar-benar jor-joran belanja pemain bintang. Di sektor penjaga gawang PERSIB merekrut Tema Mursadad yang musim sebelumnya bermain gemilang untuk Persikota. Secara mengejutkan PERSIB mendatangkan seorang pemain tim nasional Kamerun, Christian Bekamenga. PERSIB harus rela merogoh kocek sekitar 1 Milyar untuk memboyong pemain itu, bahkan beberapa pengurus sempat diutus langsung ke Vietnam ketika Kamerun mengadakan ujicoba di sana. Pemain yang musim lalu bermain untuk sebuah klub di Malaysia itu menjadi harapan baru bagi bobotoh. Di posisi gelandang dan pertahanan PERSIB mendatangkan gelandang kreatif Lorenzo Cabanas, pemain asal Paraguay serta pemain kharismatik Patricio Jimenez yang keduanya berpengalaman malang melintang di beberapa klub besar Indonesia. Tidak cukup disitu, sektor belakang PERSIB menyuntikan darah baru yang kemudian jadi idola bagi bobotoh, Nyeck Nyobe, stopper tangguh dari Kamerun serta pemain nasional Bayu Sutha dan Nova Arianto idola Surabaya melalui proses negosiasi yang alot. Nama lain yang masuk ke jajaran tim adalah Sonny Kurniawan (Persija), Suwitha Patha (PSIS) dan Aji Nurpijal (Mitra Kukar).
Amunisi baru itu kemudian diuji dalam sebuah pertandingan ujicoba melawan klub Kelantan FA dari Malaysia pada tanggal 6 Desember. Pertandingan yang disaksikan oleh puluhan ribu bobotoh yang menyemut hingga pinggir lapangan itu, mengukuhkan bahwa PERSIB dapat menjaga citra sepakbola Indonesia. PERSIB
begitu perkasa dengan mengalahkan tamunya itu dengan skor cukup
meyakinkan 3-1, lewat gol pemain anyarnya, dua gol dari Christian
Bekamenga dan dilengkapi oleh gol dari Nova Arianto.
Berbicara mengenai negosiasi, sebenarnya ada seorang pemain yang ingin direkrut oleh PERSIB
di musim depan. Pemain itu adalah Atep, yang bermain gemilang bersama
tim rival Persija. Sebagai pemain berdarah Sunda serta dibesarkan di UNI
dan sempat menjadi bagian PERSIB Junior, tentunya akan lebih pas apabila ia bergabung dengan pasukan Maung Bandung, apalagi di PERSIB
saat ini terdapat nama Eka Ramdani dan Zaenal Arief, rekan
seangkatannya di UNI. Tapi apa mau dikata, Atep lebih memilih tetap
bertahan di Persija dengan alasan berbagai pertimbangan. Bobotoh pun
geram, pemain yang satu ini kemudian dicap sebagai seorang penghianat.
Kejadian menarik ketika Tim Nasional Indonesia yang diperkuat oleh Eka Ramdani, Zaenal Arief, dan Atep beruji coba melawan PERSIB di Stadion Siliwangi. Di pertandingan itu Atep bermain sangat cemerlang bahkan berhasil menjebol gawang PERSIB
melalui tendangan volley yang cantik dari luar kotak penalti. Kejadian
itu tak pelak membuat bobotoh semakin membencinya. Kenapa demikian,?
padahal kan itu Timnas?!? jawabannya tentu saja karena bobotoh tidak
ingin gawang PERSIB kebobolan sekalipun oleh Timnas Indonesia, apalagi yang menciptakan gol itu berasal dari klub Persija.
0 Sahabat:
Posting Komentar