MAREK JANOTA DI UJUNG TANDUK



Beberapa pemain PERSIB U-23 yang berlaga di Invitasi Antarperserikatan U-23 tahun 1981  masih bisa diturunkan di Piala Suratin 1982, yang akan diadakan pada bulan Juni 1982.  Itu terjadi karena memang pemain-pemain tersebut masih sangat belia sehingga masih bisa masuk kedalam tim Suratin. Para pemain itu antara lain, Dadang Sukendro, Saeful, Iwan Sunarya, Ade Mulyono, dan Wawan Karnawan. Nama lain yang memperkuat PERSIB di Piala Suratin 1982 ini adalah Wan Armansyah (kiper), Agus Suherman, Dede Iskandar, Robby Darwis, Yoce Roni Sumendap, Rudiyanto, Jafar Sidik, dan Suhendar.

Tim PERSIB Junior asuhan Janota ini sukses menembus babak final setelah menyingkirkan Persisam Samarinda 1-0 di babak semifinal di Stadion Diponegoro Semarang, 9 Juni 1982. Sayang, PERSIB Junior gagal menorehkan sejarah merebut Piala Suratin untuk pertama kalinya, setelah di partai puncak dua hari kemudian, dikalahkan Persijap Jepara 1-3 dalam drama adu penalti.

Di kemudian hari, prestasi di Piala Suratin 1982 ini diakui sebagai embrio kebangkitan PERSIB dan sejumlah pemainnya termasuk yang membidani lahirnya era keemasan PERSIB di dekade '80-an hingga pertengahan '90-an.

Kembali masuk ke Kompetisi Divisi I  zona Jawa Barat/DKI, PERSIB tampil sebagai juara Grup II setelah menghajar Persitas Tasikmalaya 4-1 lewat dua gol Wolter Sulu, Yusuf Bachtiar, dan Adjat Sudradjat, serta menggunduli Perssi Sukabumi 5-0 melalui hattrick Wolter Sulu, Adjat Sudradjat, dan Djafar Sidik.

Pada bulan September 1982, dalam rangka empati pada bencana Gunung Galunggung yang meletus, diadakanlah Piala Galunggung 1982. Pada masa itu, selain PERSIB, empat tim dari Jakarta turut serta yaitu Persija Jakarta Pusat, Persijasel Jakarta Selatan, Persija Barat Jakarta Barat, dan Persijatim Jakarta Timur. Turnamen yang digelar di Stadion Persija, Menteng, Jakarta Pusat itu, PERSIB langsung lolos ke babak “3 Besar”. Di babak ini PERSIB mengalahkan Persija dengan skor 2-0 melalui gol Kosasih (menit 20) dan Cornelis Rudolf (81). Kemudian pada pertandingan berikutnya, PERSIB menghempaskan Persijasel juga dengan skor 2-0 melalui gol Iwan Sunarya (menit 30, penalty) dan Cornelis Rudolf (64). Dengan demikian, dalam turnamen Piala Galunggung 1982 itu, PERSIB tampil sebagai juara.

Rapat Anggota PERSIB (RAP) diselenggarakan 10 Oktober 1982, dalam rapat itu Solihin G.P. kembali terpilih menjadi Ketua Umum PERSIB. Beliau pun mulai menyusun kepengurusan baru, entah ada apa, di jajaran pengurus baru muncul riak-riak kekurang percayaan terhadap Marek Janota. Posisi Marek Janota mulai diungkit-ungkit lagi, padahal selama hampir 2 tahun menukangi PERSIB prestasinya tidak terlalu buruk, bahkan dia telah berhasil menemukan dan mengasah bakat-bakat dari pemain muda yang ada di tubuh PERSIB. Selain itu di kompetisi Divisi Utama, grafik permainan PERSIB dan mental pemain sedang bagus-bagusnya.
 
Sebaai ajang persiapan menghadapi lanjutan Kompetisi Divisi I yang baru akan digelar awal tahun 1983, maka PERSIB kembali mengadakan uji coba dengan tim dari luar negeri yaitu DNEPR (Uni Soviet) pada tanggal 25 November 1982 di Stadion Siliwangi Bandung. Tapi PERSIB tidak mampu mengimbangi permainan tim tamu hingga peluit berakhir kedudukan 0-2 untuk kemenangan tim tamu.

Posisi kepelatihan Marek Janota pun semakin terancam. Sebagian pihak yang memang dari awal sudah kurang suka terhadap Marek Janota menganggap cara kerja pelatih ini biasa-biasa saja. Marek berada di ujung tanduk, karena posisinya yang terus menerus digoyang bahkan oleh orang dalam tim sendiri. Ia hanya dianggap sebagai pelatih fisik ketimbang teknik, kendati sempat mempersembahkan gelar juara turnamen Piala Siliwangi III/1981, Piala Galunggung 1982 dan runner-up Piala Suratin 1982, namun hasil kerja keras Marek Janota sepertinya dianggap tidak ada.

0 Sahabat: