SUPER LIGA I TAHUN 2008/2009
PERSIB kedatangan tamu dari tim Malaysia yaitu Kelantan FA tanggal 5 Februari 2008. PERSIB yang diwakili tim Diklat PERSIB
menghajar Kelantan 3-1 lewat gol Asep Mulyana serta 2 gol Andrie
Kurniawan pada pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Siliwangi.
Pada tahun 2008, PERSIB menjadi Juara Piala Kang Dada, dan menempati peringkat ke-3 pada Turnamen HUT Surabaya.
![]() |
Skuad Persib saat turnamen Piala Kang Dada, disitu masih tampak Jairon Feliciano (berdiri kedua dari kanan), pemain yang masih dalam tahap seleksi dan akhirnya tidak jadi direkrut. |
Pada tahun 2008/2009, PSSI kembali
membuat gebrakan dengan menyelenggarakan Super Liga. Kali ini tidak ada
pembagian wilayah, kompetisi berjalan dengan format sistem kompetisi
penuh yang mempertemukan 18 tim terbaik di Indonesia.
Pada Super Liga ini, PERSIB
terpaksa menggunakan Stadion Si Jalak Harupat Soreang untuk memainkan
laga kandangnya, akibat Stadion Siliwangi yang selama ini menjadi
kandang PERSIB dianggap tidak layak untuk digunakan di kompetisi
Liga Super Indonesia. Salah satu penilaiannya dikarenakan kapasitas
stadion hanya 20.000. Seperti kita tahu, animo masyarakan pecinta PERSIB
untuk menyaksikan tim kebanggannya ini dari tahun ke tahun tidak pernah
surut, sehingga dikhawatirkan terjadi pembludakan penonton, seperti
ketika PERSIB menjamu Selangor FC dalam sebuah pertandingan persahabatan, juga ketika PERSIB menjamu Persema Malang di Divisi Utama tahun 2007.
Karena itulah, ada rencana pembangunan stadion baru untuk home base PERSIB
di kawasan Gedebage. Stadion yang peletakan batu pertamanya dilakukan
pada awal 2008 ini, direncanakan selesai sekitar tahun 2010, tapi
stadion yang diharap-harapakan oleh warga Bandung itu baru selesai pada
tahun 2013.
Sementara untuk lapangan latihan, mulai di tahun ini PERSIB selangkah lebih maju dibandingkan tim-tim sepakbola lainnya di Indonesia. Dengan menggunakan Stadion PERSIB
yang sangat representatif dengan rumput baru dan trek berlari serta di
sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff PERSIB, serta untuk kantor. Beberapa bobotoh menyamakan lapangan di Stadion PERSIB dengan lapangan yang dimiliki Manchester United di Inggris yaitu Old Trafford.
di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion
Sidolig itu direnovasi. Maka di stadion tersebut kini terdapat lapangan
latihan
Pada tahun ini juga, PERSIB menjadi badan hukum dengan mendirikan PT. PERSIB BANDUNG BERMARTABAT (PBB) sebagai satu syarat sebuah tim yang dikatakan profesional untuk mengikuti Super Liga. Susunan Komisaris PT. PBB antara lain : Iwan Dermawan Hanafi, Yoyo S. Adiredja, dan Uce K. Suganda.
Meskipun perubahan PERSIB menjadi PT. PBB di
musim ini patut diacungi jempol, akan tetapi sebenarnya hanya terkesan
untuk melengkapi salah satu persyaratan yang diajukan oleh Badan Liga
Indonesia (BLI) saja. Yang lebih menggelitik adalah munculnya BPP (Badan Pengelola PERSIB) yang diposisikan sebagai pendamping dan merampungkan PT.PBB, pada kenyataannya BPP lebih terlihat sebagai sebuah siasat agar PERSIB dapat kembali menikmati dana APBD, karena jika tak melalui BPP maka pengucuran alokasi dana hibah untuk PERSIB
akan terbentur 2 regulasi yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Pada Super Liga I ini, “taring maung” PERSIB
kembali diperhitungkan lawan-lawannya. Dengan pelatih Jaya Hartono yang
musim sebelumnya mampu membawa Deltras Sidoarjo ke babak “8 Besar”,
maka pada liga ini PERSIB pun kental dengan
“warna” Deltras musim lalu. Jaya Hartono membawa serta pemain
kesayangannya saat di Deltras yaitu Waluyo, Hariono, Hilton Moriera, dan
Airlangga Sucipto. Selain nama-nama itu, skuad PERSIB bisa
dikatakan bertabur bintang, seperti Maman Abdurahman (pemain terbaik
Liga Indonesia 2006) yang bergabung dari PSIS, dan “si anak hilang”
Atep yang merupakan hasil didikan PERSIB kembali bergabung setelah musim-musim sebelumnya sempat “membelot” bersama Persija. Pada 30 Januari 2009, manajemen PERSIB mengumumkan bahwa telah merekrut Christian Gonzales, top scorer Liga Indonesia, 3 musim sebelumnya berturut-turut. Christian “El Loco” Gonzalez dikontrak dalam status sebagai pemain pinjaman dari Persik Kediri dan digaji 60 juta rupiah per bulan oleh PERSIB. Kehadiran Gonzales pada putaran ke II semakin membuat daya dobrak PERSIB semakin impresif.
23 April 2009, Salah satu sineas tanah air mengangkat kisah perseteruan Viking, organisasi fans club PERSIB
terbesar dengan pendukung Persija, Jakmania. Film berjudul Romeo &
Juliet yang diadaptasi dari roman karya Shakespeare itu tak pelak
menimbulkan kontroversi di kedua belah pihak.
![]() |
Film yang mengangkat kisah perseteruan pendukung PERSIB - Persija |
Sebelum liga dimulai, tanggal 31 Juli 2009, PERSIB mendapat kehormatan ketika diundang Selangor FA untuk bertanding di Turnamen Selangor Cup di Malaysia. Sayang saat itu skuad PERSIB
belum lengkap, sehingga tidak menampilkan kekuatan penuh. Beberapa pos
diisi oleh pemain muda yang merupakan pemain dari Diklat PERSIB, seperti Jejen dan Munadi. Di pertandingan tersebut PERSIB
harus mengakui keunggulan Selangor FA yang saat itu diperkuat oleh
Bambang Pamungkas dengan status pemain pinjaman dengan skor 1-0.
Di Akhir kompetisi, PERSIB finish di urutan ke-3 di bawah Persipura Jayapura (juara) dan Persiwa Wamena (runner-up). Sebenarnya, PERSIB
memiliki kesempatan untuk menjadi runner up jika saja pada 3 laga
tandang terakhir mampu dimaksimalkan. Pada saat melawan Persitara,
sempat “dikerjai” wasit yang dinilai terlalu memihak tuan rumah,
sehingga pemain PERSIB yang merasa frustasi melakukan aksi duduk
di lapangan tidak meladeni pemain Persitara yang berambisi untuk menang
agar terhindar dari degradasi. Pertandingan itu akhirnya dimenangkan
Persitara dengan skor telak 4-1. Kemudian di pertandingan selanjutnya, PERSIB kembali harus takluk 2-0 oleh Persela lewat gol yang diborong mantan pemain PERSIB
yang “terbuang” yaitu Dicky Firasat. Meskipun pada pertandingan
terakhir melawan “musuh bebuyutan” Persija berhasil dimenangkan PERSIB dengan skor 2-1, tetapi hasil itu tidak mampu merobah posisi PERSIB yang sudah tersalip oleh Persiwa Wamena. Cukup menyakitkan, dengan point akhir sama yaitu 66, tetapi PERSIB dianggap kalah karena selisih gol. PERSIB (63-40) sedangkan Persiwa (57-32). Akhirnya, pupus sudah harapan PERSIB untuk berlaga di pentas internasional (Winners Cup) sebagai wakil dari Indonesia.
Bagi PERSIB,
peringkat ketiga tersebut merupakan prestasi terbaik pertama sejak
menjuarai Liga Indonesia 1994/1995. Selain itu, tentunya masih ada
kebanggaan lain bahwa Christian Gonzales tercatat sebagai pencetak gol
terbanyak (bersama Boaz Salossa dari Persipura) dengan 28 gol.
Maklumlah, selama ini nama pemain PERSIB belum tercatat dalam sejarah Liga Indonesia sebagai pemain terbaik atau pencetak gol terbanyak. Sedangkan bagi Hilton Moriera, di awal kariernya bersama PERSIB
telah memberikan kontribusi yang positif bagi tim kebanggaan Jawa Barat
ini. Dengan mencetak 14 gol di musim ini, berarti telah pecahlah rekor
Ekene Ikenwa (13 Gol) sebagai pemain asing tersubur selama sejarah PERSIB.
Di ajang Piala Copa Dji Sam Soe IV, keberuntungan masih belum berpihak pada PERSIB. Di fase 48 Besar, PERSIB
dipertemukan dengan PSDS Pertandingan pertama yang berlangsung di
Stadion Siliwang, PERSIB berhasil unggul 2-1 melalui gol yang diborong
oleh Hilton Moriera, sementara di pertandingan kedua yang dilangsungkan
di Stadion Lubuk Pakam, PERSIB kembali unggul dengan skor yang sama yaitu 2-1 melalui gol Bastos dan Airlangga.
PERSIB lolos ke babak 24 Besar, kali ini lawan yang dihadapi adalah Persires Rengat, pertandingan pertama di Stadion Jalak Harupat, PERSIB menunjukkan kelasnya dengan menaklukan tamunya 2-0 lewat gol Cabanas dan Airlangga, sementara di pertandingan kedua di Stadion Narasinga, PERSIB menghempaskan tuan rumah 1-0 melalui gol semata wayang Nyeck Nyobe.
Di Babak ke-3, PERSIB bertemu dengan Juara Bertahan, Sriwijawa FC. Pertandingan pertama yang dilangsungkan di Palembang berakhir dengan skor 3-1 untuk keunggulan tuan rumah, Sementara di pertandingan kedua yang dilangsungkan di Bandung, PERSIB tidak mampu membalas kekalahan di Palembang sehingga langkah PERSIB harus terhenti di babak ini karena kalah aggregate. Langkah PERSIB hingga babak 16 besar ini, merupakan yang terbaik dibandingkan dengan ajang Copa tahun-tahun sebelumnya.
PERSIB lolos ke babak 24 Besar, kali ini lawan yang dihadapi adalah Persires Rengat, pertandingan pertama di Stadion Jalak Harupat, PERSIB menunjukkan kelasnya dengan menaklukan tamunya 2-0 lewat gol Cabanas dan Airlangga, sementara di pertandingan kedua di Stadion Narasinga, PERSIB menghempaskan tuan rumah 1-0 melalui gol semata wayang Nyeck Nyobe.
Di Babak ke-3, PERSIB bertemu dengan Juara Bertahan, Sriwijawa FC. Pertandingan pertama yang dilangsungkan di Palembang berakhir dengan skor 3-1 untuk keunggulan tuan rumah, Sementara di pertandingan kedua yang dilangsungkan di Bandung, PERSIB tidak mampu membalas kekalahan di Palembang sehingga langkah PERSIB harus terhenti di babak ini karena kalah aggregate. Langkah PERSIB hingga babak 16 besar ini, merupakan yang terbaik dibandingkan dengan ajang Copa tahun-tahun sebelumnya.
Skuad PERSIB Super Liga I Tahun
2009: Edi Kurnia, Cecep Supriatna, Tema Mursadad (Kiper) Nova Arianto,
Nyeck Nyobe, Maman Abdurahman, Edi Hafid, Waluyo, Wildansyah, Irwan
Wijasmara, Hari Salisburi, Gilang Angga, Hariono, Chandra Yusuf, Suwita
Patha, Atep, Siswanto, Salim Alaydrus, Lorenzo Cabanas, Eka Ramdani,
Zaenal Arief, Airlangga Sucipto, Hilton Moriera, Fabio Lopez Alcantara,
Rafael Alfes Bastos, Christian Gonzales
0 Sahabat:
Posting Komentar